Jumat, 31 Juli 2015

Sharing Economy: Hotel vs AirBnB



Sharing economy adalah sebuah mantra keren yang saat ini sedang hot-hotnya dibahas di dunia bisnis. Apa itu sharing economy? Sederhananya begini: ada beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan kita. Pertama dengan cara membarter apa yang kita punya dengan orang lain punya alias sama-sama butuh. Cara kedua adalah dengan cara membeli dari yang punya apa yang kita butuhkan tapi tidak membutuhkan yang kita punya. Mereka butuhnya duit kita.... hehehe. Dalam hal ini hubungannya sebagai produsen dan konsumen atau penjual dan pembeli. Kalau sharing economy itu ya bila kita punya sesuatu yang berlebih kemudian kita share (berbagi) dengan orang lain yang membutuhkan. Tentunya tidak gratis ya. Terjadi transaksi di sini antara orang dengan orang atau peer to peer transaction.

Sejak dulu sharing economy sudah biasa dilakukan tapi caranya masih offline. Misalnya masyarakat di daerah Kuta yang terkenal dengan pantai dan sunsetnya yang indah itu sudah biasa berbagi sebagian area rumahnya (tepatnya kamar tidurnya) yang lebih untuk para surfer dari Aussie itu. Masyarakat lokal mempunyai suplai kamar yang lebih sementara si pelancong sedang butuh tempat untuk berteduh selama liburan di Bali. Inilah bentuk sharing economy.

Nah, sekarang dengan adanya teknologi internet sharing economy menjadi semakin mudah. Dalam tulisan ini saya hanya fokus membahas sharing economy di sektor pariwisata khususnya bidang akomodasi. Ada beberapa website yang memfasilitasi sharing economy. Salah satu contohnya yang lagi hot adalah AirBnB (www.airbinb.com). Yang lainnya ada juga, misalnya HomeAway.com atau VRBO.com. Website ini memudahkan para pemilik property yang ingin berbagi ruang dengan mereka yang membutuhkan melalui platform dunia maya.

Coba bayangkan diri Anda yang ada di Indonesia ingin jalan-jalan let’s say ke Roma di Italia sana. Jadi cukup masuk ke salah satu website tersebut lalu masukkan lokasi yang Anda inginkan dan tanggalnya. Klik search. Muncullah pilihan-pilihan kamar-kamar yang tersedia beserta harganya. Kalau sudah merasa sreg dengan salah satunya ya tinggal lanjut klik klik saja. Maka beberapa saat atau beberapa harinya pemilik properti akan menjawab email Anda untuk melanjutkan transaksi dan hal-hal lainnya.

Sebenarnya sangat menarik juga untuk mencoba melakukan perjalanan ke negeri asing dan tinggal di rumah penduduk lokal. Pengalaman yang didapat pastilah jauh berbeda dibandingkan kalau kita menginap di hotel konvensional. Kita merasa seperti halnya orang lokal saja. Makan di tempat orang sana biasa makan. Bergaul dengan orang-orang lokal dan hidup di lingkungan lokal. Apalagi kita beruntung mendapatkan host atau tuan rumah yang baik.... wow feel so special deh.

Dalam diskusi dengan teman-teman sesama pelaku bisnis perhotelan di Bali sering timbul pertanyaan apakah sharing economy ini akan mengancam bisnis hotel konvensional. Saya sendiri berpendapat ya pasti berpengaruh. Secara kuantitas jumlah wisatawan yang datang ke Bali meningkat setiap tahun. Namun banyak yang mengeluh ke mana perginya wisatawan itu karena banyak hotel yang masih sepi juga. Memang jumlah hotel meningkat belakangan ini. Tapi fakta di lapangan juga menunjukkan banyak wisatawan yang tinggal di villa-villa atau rumah pribadi dengan perantaraan AirBnB dan teman-temannya itu.

Lalu akankah hotel akan kehilangan relevansinya seperti halnya CD dan DVD yang punah digantikan oleh file mp3? Saya rasa tidak. Bisnis akomodasi tidaklah sesimpel itu. Akomodasi itu adalah jasa, bukan produk. Demikian juga hotel. Tergantung kepiawaian pengelola saya yakin hotel tidak akan bernasib seperti CD dan DVD. Ada beberapa hal yang tidak bisa diberikan oleh villa-villa atau rumah-rumah pribadi tersebut. Apa itu? Salah satunya adalah safety atau rasa aman. Apakah Anda yakin bahwa orang yang punya rumah tersebut orang baik-baik? Ada beberapa kejadian buruk yang menimpa penyewa. Apalagi biasanya pemilik tersebut tidak terdaftar secara resmi. Banyak rumah/villa yang lokasinya terpencil dan tidak dilengkapi dengan penjaga. Wow…. Pastinya ada resiko keamanan di sana. Faktor lainnya adalah kelengkapan fasilitas. Di antaranya fasilitas makan minum dan fasilitas rekreasi. Kalau Anda tinggal di hotel tentunya hal tersebut bukan masalah.

Lalu mana yang lebih baik? Ya tergantung Anda sendiri. Setiap orang punya preferensi masing-masing. Sharing economy pastinya lebih murah, lebih terasa kelokalannya. Namun minusnya juga ada seperti paparan tadi. Tinggal di hotel bisa jadi lebih mahal tetapi kita mendapatkan perasaan aman. Nah ini yang sebenarnya mahal. Tapi gak apa-apalah mahal yang penting nyaman.

Silakan tentukan sesuai pilihan masing-masing ya. Jadilah traveller yang pintar, periksa dulu review atau komentar yang saat ini gampang sekali didapatkan di website.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: